Artikel ini berisikan tentang Teknologi Sistem Informasi...

Friday, October 7, 2011

Kebudayaan spanyol


Budaya Populer Spanyol

1. Tarian Flamenco
Salah satu contoh budaya Spanyol yang memperoleh begitu banyak pengaruh adalah tarian Flamenco. Sekarang ini tarian Flamenco dianggap sebagai salah satu bentuk budaya Spanyol secara umum. Namun, sebenarnya tarian Flamenco merupakan salah satu tarian pergaulan tradisional berasal dari Andalusia, yang terletak di wilayah selatan. Akar dari tarian Flamenco berasal dari budaya kaum Gipsi Andalusia dan budaya Islam Persia. Dengan semakin berkembangnya tarian ini di wilayah lain, tradisi musik lokal ikut mempengaruhi, seperti unsur musik tradisional Castilia. Keberagaman ini menjadikan tarian Flamenco sebuah tarian dengan genre musik yang kuat, ritmik, bertenaga, anggun dan indah.
Sejarah
Banyak detail dari sejarah perkembangan flamenco hilang dalam sejarah Spanyol. Hal ini disebabkan antara lain karena flamenco muncul dari kelompok sosial masyarakat bawah sehingga kurang mendapat prestise dari kalangan masyarakat menengah dan atas. Selain itu, musik dan tarian flamenco diturunkan dari generasi ke generasi melalui penampilan dalam acara komunitas sosial dan tidak dicatat dalam literatur.
Selama abad ke-18, berkembang ‘flamenco fiesta’. Dalam pesta ini, pertunjukkan tari dan musik flamenco bisa selama beberapa hari. Di sini tercipta set musik dan aturan sosial yang menjadi dasar flamenco.
Pada abad ke-19, flamenco mulai menyebar keluar dari daerah Andalusia dan mulai terbagi menjadi beberapagaya. Dan berkembang demam ‘cafe-cantante’, dimana pertunjukkan flamenco banyak digelar di cafe-cafe lokal. Penari-penari flamenco manjadi salah satu daya tarik utama publik.
Lambat laun, flamenco dan asosiasinya dengan kaum Gipsi menjadi populer di seluruh Eropa. Melancong yang ke Spanyol serasa belum ‘afdol’ jika belum menonton tarian flamenco. Sejak saat itu, Spanyol secara umum diasosiasikan dengan flamenco.
Sejak tahun 1956 hingga kini, muncul trend opera flamenca, dimana musik dan tarian flamenco dilihat sebagai pertunjukkan opera, yang secara bertahap digelar di gedung-gedung besar seperti teater dan arena adu banteng.
Instrumen
Flamenco tradisional biasanya hanya diiringi nyanyian tanpa alat musik (disebut cante). Dalam perkembangannya, nyanyian diiringi dengan:
- Gitar flamenco (toque)
- Tepukan tangan yang ritmik (palmas)
- Hentakan kaki yang ritmik (zapateado)
- Dansa (baile)
- Bandurria dan tamborin
- Castanet


2. Adu Banteng (corrida de toros)
Karena keberagaman yang tinggi, kadang budaya Spanyol diwarnai dengan kontradiksi. Sebagai contoh, adu banteng, atau Corrida de toros bagi orang Spanyol, merupakan pertunjukan juga olah raga yang menarik dan penuh kontradiksi. Secara visual, tampilan matador dalam kostum serba gemerlap dan halus, badan yang selalu langsing dan sportif, begitu kontras dengan tampilan banteng yang gelap, solid, dan sangat ganas. Gerakan matador yang bagai tarian diakhiri dengan tebasan pedang. Lapangan berpasir yang putih pun memerah oleh darah banteng. Keindahan? Ya. Sadis? Ya juga. Kengerian bagi penonton yang tak akrab dengan tradisi ini. Namun, kemampuan matador dalam menghindar dari terjangan banteng, terlebih sikapnya yang menantang si banteng menjadi kenikmatan tersendiri. Karenanya ia bertahan, bahkan tak menunjukkan tanda-tanda bakal menyingkir dari lubuk sanubari penggemarnya di Spanyol, Portugal, Prancis Selatan, dan negara-negara Amerika Latin.
Sejarah
Dulu tujuan utama corrida melulu mempersiapkan banteng untuk dihabisi pedang matador. Namun tahun 1914 Juan Belmonte, seorang matador bertubuh kecil dari Andalusia, memperkenalkan pendekatan penuh resiko, yaitu mengibaskan muleta semakin dekat dengan tubuh banteng dengan gerakan-gerakan indah. Aksi menghabisi bantengnya tergeser ke nomor dua. Kemampuan matador dalam menghindar dari terjangan banteng, terlebih sikapnya yang menantang si banteng, ternyata menyerobot minat penonton.
Kehebatan matador dilihat dari keterampilannya menghindar, keindahannya dan keberaniannya berada sedekat mungkin dengan banteng. Di titik ini corrida tak lagi tinggal sebagai pertarungan antara manusi dan banteng, namun lebih sebagai pertarungan antara manusia dengan dirinya sendiri. Setiap detik dalam tampilannya, matador harus memutuskan seberapa dekat ia akan berani membiarkan banteng mendekat, dan seberapa jauh ia bisa mengempos keberanian untuk memuaskan penonton.
Sudah barang tentu matador, betapa pun jayanya selalu akrab dengan tandukan banteng. Hampir setiap matador pernah kena tanduk paling tidak sekali dan satu musim pertunjukan. Bermonte ditanduk lebih dari 50 kali. Bahkan sejak tahun 1700 dari sekitar 125 orang matador besar, 40 diantaranya tewas di arena. Itu belum termasuk banderillero atau picador yang tewas. Contoh lain, Joselito (Jose Gomez), teman sekaligus rival Belmonte, yang dipandang sebagai salah seorang matador terhebat sepanjang masa, akhirnya tewas di ujung tanduk banteng pada tahun 1920.
Deskripsi
Acaranya dibuka dengan prosesi meriah. Para matador mengenakan jas pendek, rompi dan celana ketat sebatas lutut. Bordiran rumit dari benang emas, perak dan sutra menghiasi kostum mereka. Khusus untuk prosesi, jubah satin yang juga dihiasi bordiran indah menggelantung megah di pundak. Kemejanya berenda-renda, kaus kakinya merah muda, sepatu hitam dengan sol rata. Topinya hitam dari sutra.
Selain matador, para asistennya – disebut banderillero dan picador – ikut berparade. Saat prosesi selesai, walikota melemparkan kunci pintu kandang banteng. Sang banteng masuk arena. Lalu seorang banderilleromengibaskan muleta (kain berwarna nila) hanya dengan satu tangan untuk memancing reaksi banteng. Ini gunanya agar matador mengamati apakah banteng ini punya kecenderungan lebih suka menyerang dengan salah satu tanduk saja, atau kedua-duanya. Setelah itu, barulah matador masuk ke arena.
Biasanya, ia akan mulai dengan gerakan-gerakan veronica. Muleta dikibaskan perlahan dengan kedua tangan dari arah si banteng, tanpa ia sendiri pindah posisi. Begitu terus sampai banteng kian dekat, begitu dekat, sehingga muleta cukup dikibaskan memutari pinggangnya sendiri. Gerakan yang sebenarnya merupakan jurus dasar yang harus dikuasai seorang matador ini indah di mata, karena mendekati gerakan menari. Bayangkanlah apa yang kita lakukan kalau kita berdekatan dengan seekor banteng ganas! Boro-boro menari. Karena matador melakukannya dengan begitu indah, penonton dibuat lupa betapa dekat ia pada resiko ditanduk.
Sementara itu para picador masuk. Dari atas kuda tunggangan, mereka menusuk banteng dengan harpun mirip tombak, menandai dimulainya babak awal, dari tigak babak, berturut-turut yang dimulai dengan pertarungan, lalu penancapan banderilla (sejenis harpun) oleh para banderillero, atau oleh picador. Pertunjukan dituntaskan dengan menghabisi banteng.
Dalam babak pertarungan, matador berupaya menyebabkan lawannya capek sehingga kehilangan stamina. Luka akibat tancapan banderilla yang terus-menerus mencucurkan darah juga cara lain mebuat kondisinya melemah.
Namun, yang biasanya dinantikan penonton adalah saat matador melancarkan tusukan fatal untuk menghabisi lawannya. Yang dipandang terbaik tentu dengan satu tusukan. Pertunjukan disebut recibiendo, hebat sekali, bila karena perhitungan yang matang dan keberaniannya, matador berhasil menancapkan pedang pas di saat ia berhadapan muka dengan si banteng, justru ketika banteng sedang menerjang ke arahnya.
Karena kesempatan hanya dihitung dalam detik, tusukan itu harus langsung kena sasaran (jantung) dan (konon, ini indahnya) dilakukan hanya beberapa saat sebelum tanduk si banteng menyentuh tubuh matador. Begitu tusukan dituntaskan dan sukses, matador sedikit menepi untuk memberi ruang bagi jatunya banteng, tertelungkup seolah menyembah pasrah kalah di hadapan sang matador! Namun, karena cara ini amat tinggi resikonya, amat jarang dipraktikkan. Bagaimana bila tusukan yang diharapkan fatal, ternyata tak berhasil melumpuhkan?
Seorang matador yang kemenangannya sudah diakui akan memutari arena diiringi para banderillero di tengah gemuruh sorak-sorai penonton. Bila penampilannya dinilai bagus, salah satu daun telinga banteng dipersembahkan sebagai tanda kemenangannya. Bila amat memuaskan, kedua daun telinga jadi haknya. Kalau recibiendo, selain dua daun telinga ia juga mendapat ekor!
Adu lari dengan banteng (dalam bahasa Inggris ‘bull-run’, dalam bahasa Basque ‘entzierro’, dalam bahasa Spanyol ‘el encierro’) merupakan suatu tradisi berlari di depan banteng-banteng yang telah dilepaskan ke suatu jalan kota yang telah disekat khusus untuk acara ini. Walaupun acara ini sering diadakan di festival kota dan desa di seluruh Spanyol, namun acara bull-run yang paling terkenal adalah di festival San Fermin di Pamplona, yang disiarkan langsung di Television Espanola dan Cuatro.
Tidak seperti adu banteng yang dilakukan oleh profesional, dalam acara bull-run ini, setiap orang boleh berpartisipasi. Luka-luka menjadi hal yang lumrah dalam acara ini, baik dari partisipan yang terseruduk banteng, maupun banteng yang tanduknya tersangkut di bebatuan jalan.
Sejarahnya
Tradisi ini bermula dari upaya memindahkan banteng-banteng dari kandang di pinggir kota (dimana mereka berada pada malam harinya) menuju ke arena adu banteng. Para pemuda biasanya suka melompat ke depan banteng-banteng itu untuk menunjukkan keberanian mereka. Sejak tahun 1924 telah tercatat 15 orang meninggal di Pamplona akibat acara ini. Korban meninggal terakhir pada tahun 1995 yaitu seorang turis dari Amerika.
Deskripsi
Persiapan dari acara ini adalah pendirian sejumlah barikade dari kayu dan besi yang didirikan di sepanjang jalan yang akan dilalui banteng berdasarkan rute terdekat menuju arena adu banteng. Barikade ini dibuat dua lapis untuk memungkinkan para partisipan untuk segera keluar dalam kondisi terjepit yang berbahaya. Celah barikade dibuat cukup lebar untuk nyelip, namun cukup sempit untuk menghalangi banteng ikut nyelip. Namun hati-hati dengan tanduknya.
Acara bull-run di festival San Fermin dibuka dengan nyanyian "A San Fermín pedimos, por ser nuestro patrón, nos guíe en el encierro dándonos su bendición" ("We ask San Fermín, as our Patron, to guide us through the Bull Run and give us his blessing"). Para pelari menggunakan baju tradisional berupa kemeja dan celana panjang warna putih dengan kain berwarna merah yang diikatkan di pergelangan tangan dan leher. Di satu tangan, mereka menggenggam koran yang digulung untuk menarik perhatian banteng bila diperlukan.
Acara dibuka dengan roket pertama (yang disebut chupinaxo) yang ditembakkan ke udara untuk memperingatkan para pelari bahwa pintu kandang banteng telah dibuka. Signal roket kedua menandakan bahwa keenam banteng telah dilepaskan dan memasuki jalan.
Orang-orang pun akan siap-siap berlari di depan banteng-banteng itu kapan pun mereka datang. Baiknya jika banteng-banteng ini lari dengan mulus dalam kelompok. Jika salah satu banteng terpisah dari kelompok, maka hal ini bisa jadi berbahaya karena dia akan mengalami disorientasi dan mulai menyerang apapun atau siapapun yang bergerak dan menarik perhatiannya.
Bagi pelari yang belum pengalaman, adalah suatu keberuntungan bila dapat menyentuh banteng, namun sebenarnya hal ini tidak dibenarnya dan bisa berakibat fatal bagi yang melakukannya karena hal ini bisa bersifat mengganggu bagi banteng tersebut dan bisa menyebabkannya ngamuk. Untuk meminimalkan kecelakaan yang tidak diharapkan, para pawang banteng ikut berlari di belakang banteng-banteng. Akhir pekan merupakan puncak acara sehingga pasti sangat padat, karenanya paling berbahaya.
Acara selesai ketika banteng terakhir memasuki arena adu banteng. Ada beberapa pelari yang memang nekat ikut masuk ke arena untuk menunggu dilepaskannya vaca (sapi khusus yang jadi sasaran banteng). Namun hal ini tidak disarankan karena sama berbahayanya dengan adu banteng.

3. Tomatina
La Tomatina merupakan acara perang makanan dalam festival kota Bunol di wilayah Valencia yang diadakan setahun sekali pada hari rabu di akhir bulan Agustus. Ratusan orang datang dari seluruh penjuru dunia datang untuk ikut dalam timpuk-timpukan menggunakan tomat yang sudah terlalu matang.
La Tomatina merupakan bagian dari festival selama seminggu yang diisi dengan pertunjukkan musik, parade, tarian, dan pertunjukkan kembang api. Semalam sebelum Tomatina, partisipan akan berkompetisi dalam kontes memasak paella (masakan tradisional spanyol yang terdiri dari nasi, ikan, tomat, dan sayur-sayuran)
Diperkirakan turis yang datang ke acara ini mencapai 20.000-40.000 orang. Melebihi penduduk Bunol yang berjumlah 9.000. Karena akomodasi yang terbatas, akhirnya pada turis umumnya tinggal di kota Valencia dan naik bus atau kereta untuk menuju ke Bunol, yang terletak 38 km dari Valencia. Sebagai persiapan, para pemilik toko dan rumah akan menggunakan plastik besar sebagai pelapis bagian depan bangunan mereka supaya terlindung.
Sejarahnya
Festival kota Bunol ditujukan sebagai penghormatan terhadap Santa Luis Bertran dan Bunda Maria. Tomatina telah menjadi tradisi di Bunol sejak 1944. Tidak ada yang tahu persis bagaimana tradisi ini bermula. Versi yang berkembang di masyarakat mengatakan bahwa tomatina dimulai ketika terjadi perang makanan lokal yang dilakukan oleh para pemuda. Ada pula yang mengatakan bahwa tradisi ini bermula ketika penduduk melempari walikota dengan tomat dalam sebuah perayaan. Apapun yang melatarbelakanginya, timpuk-timpukan tomat ini dirasa menyenangkan sehingga diulangi tahun berikutnya, lalu tahun berikutnya lagi hingga sekarang menjadi tradisi.
Pada Agustus 2007, perang tomat ini berhasil menyedot turis sebanyak 40.000 orang dan menggunakan 115.000 kg tomat.
Deskripsi
Sekitar pukul 10, acara dibuka dengan kedatangan truk-truk pengangkut tomat ke pusat kota, yaitu Plaza del Pueblo. Secara teknis, festival belum dimulai hingga ada seseorang yang berani untuk memanjat tiang setinggi 2 lantai untuk mengambil hadiah berupa daging ham di puncaknya (semacam panjat pinangnya orang Spanyol). Namun dalam kenyataannya, proses ini sulit dan biasanya festival dibuka walaupun belum ada yang berhasil mengambil daging itu.
Acara dimulai ketika semprotan air ditembakkan dan kekacauan pun dimulai. Jika sudah dimulai, orang-orang akan saling lempar tomat secara serampangan. Para partisipan disarankan menggunkan goggle pelindung mata dan sarung tangan. Dan yang tidak kalah penting, sebaiknya tomat dipencet dulu sebelum dilemparkan. Peraturan lainnya adalah tidak ada yang diperbolehkan membawa apapun yang bisa menyebabkan kerusuhan serius, seperti botol kaca.
Setelah tepat setelah satu jam yang penuh kekacauan, semprotan air sekali lagi ditembakkan, menandakan berakhirnya perang tomat itu. Tidak ada lagi tomat yang boleh dilemparkan. Kemudian truk-truk pemadam kebakaran datang untuk membersihkan jalan dengan cara menyemprotkan air.

Sumber : http://margarita-architecture.blogspot.com

Kebudayaan Indonesia


Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesiamerdeka pada tahun 1945.
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

“ Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K, 199"

kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan menglami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.


Wujud kebudayaan daerah di Indonesia

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.
Rumah adat

 Aceh: Rumoh Aceh
 Sumatera Barat: Rumah Gadang
 Sumatera Selatan: Rumah Limas
 Jawa: Joglo
 Papua: Honai
 Sulawesi Selatan: Tongkonang (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), Balla Lompoa (Makassar Gowa)
 Sulawesi Tenggara: Istana buton
 Sulawesi Utara: Rumah Panggung
 Kalimantan Barat: Rumah Betang
 Nusa Tenggara Timur: Lopo
 Maluku: Balieu (dari bahasa Portugis)
Tarian
 Jawa: Bedaya, Kuda Lumping, Reog
 Bali: Kecak, Barong/ Barongan, Pendet
 Maluku: Cakalele, Orlapei, Katreji
 Aceh: Saman, Seudati
 Minangkabau: Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari Randai, Tari Lilin
 Betawi: Yapong
 Sunda: Jaipong, Tari Topeng
 Timor NTT: Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Pado'a, Rokatenda, Caci
 Batak Toba & Suku Simalungun: Tortor
 Sulawesi Selatan: Tari Pakkarena, Tarian Anging Mamiri, Tari Padduppa, Tari 4 Etnis
 Sulawesi Tengah: Dero
 Gorontalo : Tari Saronde , Tari Elengge ,Tari Dana-Dana ,Tari Polopalo ,Tari Pore-Pore
 Pesisir Sibolga/Tapteng: Tari Sapu Tangan , Tari Adok , Tari Anak , Tari Pahlawan
 Riau: Persembahan, Zapin, Rentak Bulian, Serampang Dua Belas
 Lampung: Bedana, Sembah, Tayuhan, Sigegh, Labu Kayu
 Irian Jaya: ( Musyoh, Selamat Datang )
 Nias: Famaena

Lagu
 Jakarta: Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung, Keroncong Kemayoran, Surilang
 Maluku: Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka Pintu, Burung Tantina, Goro-Gorone, Huhatee
 Melayu: Tanjung Katung
 Aceh: Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit
 Kalimantan Selatan: Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, Saputangan Bapuncu Ampat
 Nusa Tenggara Timur: Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana
 Sulawesi Selatan: Angin Mamiri, Pakarena, Sulawesi Parasanganta, Ma Rencong
 Sumatera Utara: Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le Pongpong, Bungo Bangso, Butet,
 Papua/Irian Barat: Apuse, Yamko Rambe Yamko
 Sumatera Barat: Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung Palinggam, Kambanglah Bungo,
 Jambi: Batanghari, Soleram
 Jawa Barat: Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Karatagan Pahlawan, Manuk Dadali,
 Kalimantan Barat: Cik-Cik Periuk, Cak Uncang, Batu Ballah, Alok Galing, Tandak Sambas,
 Sumatera Selatan: Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile,
 Banten: Dayung Sampan
 Sulawesi Utara: Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Sitara Tillo
 Jawa Tengah: Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jamuran
 Nusa Tenggara Barat: Helele U Ala De Teang, Moree, Orlen-Orlen, Pai Mura Rame
 Kalimantan Timur: Indung-Indung
 Jambi: Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang Mayang
 Kalimantan Tengah: Kalayar
 Jawa Timur: Keraban Sape, Tanduk Majeng
 Bengkulu: Lalan Belek
 Bali: Mejangeran, Ratu Anom
 Sulawesi Tenggara: Peia Tawa-Tawa
 Yogyakarta: Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora Jamu, Te Kate Dipanah
 Sulawesi Tengah: Tondok Kadadingku, Tope Gugu
 Sulawesi Barat: Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk
 Gorontalo: Hulondalo li Pu'u , Bulalo Lo Limutu , Wanu Mamo Leleyangi

Musik
 Jakarta: Keroncong Tugu.
 Maluku:
 Melayu: Hadrah, Makyong, Ronggeng
 Minangkabau:
 Aceh:
 Makassar: Gandrang Bulo, Sinrilik
 Pesisir Sibolga/Tapteng: Sikambang

Alat musik
 Jawa: Gamelan, Kendang Jawa.
 Nusa Tenggara Timur: Sasando, Gong dan Tambur, Juk Dawan, Gitar Lio.
 Gendang Bali
 Gendang Simalungun
 Gendang Melayu
 Gandang Tabuik
 Sasando
 Talempong
 Tifa
 Saluang
 Rebana
 Bende
 Kenong
 Keroncong
 Serunai
 Jidor
 Suling Lembang
 Suling Sunda
 Dermenan
 Saron
 Kecapi
 Bonang
 Angklung
 Calung
 Kulintang
 Gong Kemada
 Gong Lambus
 Rebab
 Tanggetong
 Gondang Batak
 Kecapi
 Kesok-Kesok

Gambar
 Jawa: Wayang.
 Tortor: Batak

Patung
 Jawa: Patung Buto, patung Budha.
 Bali: Garuda.
 Irian Jaya: Asmat.

Pakaian
 Jawa: Batik.
 Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
 Sumatra Utara, Sibolga: Anak Daro & Marapule.
 Sumatra Barat/ Melayu:
 Sumatra SelatanSongket
 Lampung: Tapis
 Sasiringan
 Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur
 Bugis - MakassarBaju Bodo dan Jas Tutup, Baju La'bu
 Papua Timur : Manawou
 Papua Barat : Ewer

Suara
 Jawa: Sinden.
 Sumatra: Tukang cerita.
 Talibun: (Sibolga, Sumatera Utara)
 Gorontalo: (Dikili)

Sastra/tulisan
 Jawa: Babad Tanah Jawa, karya-karya Ronggowarsito.
 Bali: karya tulis di atas Lontar.
 Sumatra bagian timur (Melayu): Hang Tuah
 Sulawesi Selatan Naskah Tua Lontara
 Timor Ai Babelen, Ai Kanoik

Makanan
 Timor: Jagung Bose, Daging Se'i, Ubi Tumis.
 Sumatera bagian Barat: Sate Padang
 Sumatera bagian Selatan: Pempek Palembang
 Jogjakarta: Gado-Gado
 Gorontalo: Binde Biluhuta

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia

Masalah sosial dalam keluarga


Keluarga adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia di banding dengan apapun. Dengan keluarga kita bisa saling terbuka dalam segala hal terutama dengan orangtua kita. Keluarga bukan hanya ayah, ibu, kakak, adik saja tetapi juga tante, om, kakek, nenek, bibi, paman dan lainnya. Jika dalam 1 keluarga terdapat masalah sosial itu di sebabkan karena kurangnya komunikasi antara satu dan yang lain. Misalnya masalah sosial antara orangtua dan anaknya. Sebagai orangtua harusnya mengamati pergaulan anaknya dengan orang lain bukan hanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Jika seorang anak mempunyai masa depan yang suram, berperilaku tidak sopan, dan lainnya itu adalah kesalahan dari orangtua itu sendiri.

Misalnya seorang anak yang di rayu oleh teman sekelasnya untuk pergi ke empat-tempat yang biasa mereka kunjungi. Karena ia ingin menjadi seorang anak yang popular di kampusnya sama seperi teman-teman yang popular di kampusnya. Karena tidak tau apa-apa dengan dunia luar iya terbujuk dengan rayuan temannya.Tanpa tidak di ketahui oleh dirinya ia pun di ajak ke sebuah diskotik yang sama sekali belum ia ketahui. Dia di suruh untuk meminum alkohol sampai akhirnya di mabuk dan di perkosa oleh laki-laki yang berada di diskotik itu.

Setelah itu sebagai seorang anak, di hanya bisa menangis. Pada saat kedua orangtuanya tau bahwa dia hamil, orangtua akan memarahinya padahal itu adalah kesalahan dari orangtua yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan perkembangan anaknya dan dengan siapa saja dia bergaul.

Orangtua hanya mengurusi pekerjaan mereka saja dan membiarkan anak mereka kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Karena setiap hari ia hanya sendirian di rumah dan tidak punya teman untuk bercerita.

Jadi sebagai orangtua, harusnya lebi memperhatikan pergaulan anaknya. Karena dengan kita mengawasi pergaulan anak, kita juga dapat memberitahukan tentang apa yang baik dan yang buruk. Dan kita juga dapat saling berkomunikasi dengan anak tentang apa yang terjadi dalam hidupnya.

kebudayaan Kanada


            Ghana adalah sebuah negara dari 24 juta orang terdiri atas 60 etnis kelompok. Lima puluh dua bahasa utama dan ratusan dialek dituturkan di Ghana, dan bahasa Inggris , bahasa resmi Ghana, diucapkan oleh banyak orang. Seperti kebanyakan lain Afrika negara Ghana telah tradisional yang kaya budaya yang berbeda dari satu kelompok etnis yang lain.
             Beberapa contoh kebudayaan Ghana :
1. Festival
    Perayaan festival di Ghana merupakan bagian penting dari budaya Ghana. Beberapa upacara dan ritual yang dilakukan sepanjang tahun di berbagai negara, termasuk anak-kelahiran, hak lintas, pubertas, pernikahan dan kematian. Sebagian besar perayaan yang dihadiri oleh seluruh desa dan secara ketat diamati oleh tetua adat dari masing-masing kelompok etnis.

The Panafest diadakan setiap musim panas. Hal ini merayakan Ghana akar . Orang-orang dari negara-negara Afrika lainnya, serta Afrika-Amerikadengan akar di Ghana, sering mengunjungi negara mereka dan merayakan warisan .
The Homowo Festival-Kata "Homowo" secara harafiah berarti berseru-seru di kelaparan. sejarah lisan Tradisional menceritakan saat hujan berhenti dan laut ditutup gerbang nya. Sebuah mematikan kelaparan menyebar ke seluruh Accra Plains selatan, rumah rakyat Ga. Ketika panen akhirnya tiba dan makanan menjadi berlimpah, orang-orang dirayakan dengan sebuah festival yang diejek kelaparan.
Kobine adalah tarian tradisional dan festival unik untuk Lawra wilayah barat Ghana utara. Tari dan festival bernama setelah dirayakan pada bulan September dan Oktober untuk menandai akhir yang sukses panen .

2. Sastra
    Tradisi sastra Ghana utara telah berakar pada Islam , sedangkan sastra selatan dipengaruhi oleh Kristen misionaris . Sebagai hasil dari pengaruh Eropa, sejumlah kelompok Ghana telah mengembangkan sistem tulisan berdasarkan Latin script, dan beberapa adat telah menghasilkan bahasa tubuh kaya sastra. Pokok ditulis bahasa Ghana adalah dialek Twi dari Asan, Akwapim, dan Fante. bahasa tertulis lainnya adalah Nzema, Ewe, Dagbane, Ga, dan Kasena (a Grusi bahasa). Kebanyakan publikasi di negeri ini, bagaimanapun, adalah ditulis dalam bahasa Inggris.

3. Musik
    Ada tiga jenis musik yang berbeda Ghana: musik etnis atau tradisional, biasanya dimainkan selama festival dan pemakaman; " highlife"musik, yang merupakan perpaduan antara tradisional dan diimpor 'musik', dan paduan suara musik, yang dilakukan di ruang konser, gereja, sekolah dan perguruan tinggi.
Musik Selatan Ghana menggabungkan beberapa tipe yang berbeda dari instrumen musik termasuk:
·                     Axatse -adalah jenis mainan atau idiophone. Hal ini dibangun oleh lekukan sebuah labu atau labu. Manik-manik yang menempel dengan string yang ditenun dalam desain jala.
·                     Gankogui -adalah sebuah lonceng ganda atau gong. Hal ini dibangun dari besi. Dalam musik Ewe pada umumnya, dan selama Atsiã pada khususnya, gankogui terus waktu.
·                     Kaganu -adalah sempit drum atau membranophone sekitar dua meter, pusat sekitar tiga inci dengan diameter dan terbuka di bagian bawah.
·                     Kidi -adalah drum sekitar dua meter, kepalanya sekitar sembilan inci dengan diameter dan memiliki dasar tertutup. The Kidi menanggapi panggilan dari drummer memimpin.
·                     Atsimevu -adalah memimpin drum. Ini adalah sempit drum sekitar empat kaki tinggi dan kepala sekitar sebelas inci diameter.
·                     Sogo -adalah yang terbesar dari drum pendukungnya yang digunakan untuk bermain Atsiã . Di bagian lain, digunakan sebagai timbal drum.Ini adalah tentang dua kaki setengah tinggi, kepalanya sekitar sepuluh inci dengan diameter dan tertutup di bagian bawah.
·                     Kpanlogo - Dipotong dari satu potongan kayu, dan tercakup dalam kulit untuk menciptakan drum kepala.
Musik Utara Ghana menggabungkan instrumen-instrumen berikut:
·                     Utara dan Timur Laut Ghana dikenal untuk berbicara drum ensemble, goje biola dan koloko musik kecapi, dimainkan oleh berbicara Frafra,-Gur Dagomba Gurunsi dan negara, serta oleh lebih kecil, Fulani, Mande berbicara Busanga dan-Ligbi orang Hausa.
·                     Upper-Northwestern Ghana adalah rumah ke Dagara, Lobi, Wala dan rakyat Sissala, yang terkenal karena kompleks saling Gyil musik rakyat dengan meter ganda. The Gyil adalah relatif dekat Balafon . Tradisi musik dari Bissa Mande dan minoritas Dyula di daerah ini lebih dekat mirip dengan sekitarnya Mandinka berbahasa daripada kelompok Upper-Northwestern lainnya.

4. Tari
    Tari Ghana adalah sebagai beragam seperti musik. Setiap kelompok etnis mempunyai tarian tradisional mereka sendiri dan ada tarian yang berbeda untuk berbagai kesempatan. Ada tarian untuk pemakaman, perayaan, pujian bercerita, dan penyembahan dll Beberapa tarian ini termasuk Bamaya , Hal ini dilakukan oleh orang-orang Utara Ghana. Ia menceritakan legenda waktu kekeringan besar. Oracle Sebuah memberitahu orang-orang yang kekeringan itu disebabkan oleh cara di mana laki-laki sangat menindas dan merendahkan perempuan.
 Lebih lanjut menyatakan bahwa kekeringan akan lega hanya jika orang-orang menurunkan sendiri untuk peran mereka memaksakan pada wanita dengan mengenakan rok dan berpartisipasi dalam tarian ini. Ketika orang-orang melakukan ini hujan mulai turun. Saat ini dilakukan selama waktu panen di Ghana barat laut oleh Dagbani laki-laki dan perempuan.

5. Masakan
    Ghana memiliki beragam hidangan tradisional dari masing-masing suku, kelompok etnis dan klan. Umumnya meskipun, hidangan yang paling Ghana terdiri dari bagian tepung, dan saus atau sup dengan ikan, daging siput, atau jamur.

SUMBER :

Kebudayaan Ghana


            Ghana adalah sebuah negara dari 24 juta orang terdiri atas 60 etnis kelompok. Lima puluh dua bahasa utama dan ratusan dialek dituturkan di Ghana, dan bahasa Inggris , bahasa resmi Ghana, diucapkan oleh banyak orang. Seperti kebanyakan lain Afrika negara Ghana telah tradisional yang kaya budaya yang berbeda dari satu kelompok etnis yang lain.
             Beberapa contoh kebudayaan Ghana :
1. Festival
    Perayaan festival di Ghana merupakan bagian penting dari budaya Ghana. Beberapa upacara dan ritual yang dilakukan sepanjang tahun di berbagai negara, termasuk anak-kelahiran, hak lintas, pubertas, pernikahan dan kematian. Sebagian besar perayaan yang dihadiri oleh seluruh desa dan secara ketat diamati oleh tetua adat dari masing-masing kelompok etnis.

The Panafest diadakan setiap musim panas. Hal ini merayakan Ghana akar . Orang-orang dari negara-negara Afrika lainnya, serta Afrika-Amerikadengan akar di Ghana, sering mengunjungi negara mereka dan merayakan warisan .
The Homowo Festival-Kata "Homowo" secara harafiah berarti berseru-seru di kelaparan. sejarah lisan Tradisional menceritakan saat hujan berhenti dan laut ditutup gerbang nya. Sebuah mematikan kelaparan menyebar ke seluruh Accra Plains selatan, rumah rakyat Ga. Ketika panen akhirnya tiba dan makanan menjadi berlimpah, orang-orang dirayakan dengan sebuah festival yang diejek kelaparan.
Kobine adalah tarian tradisional dan festival unik untuk Lawra wilayah barat Ghana utara. Tari dan festival bernama setelah dirayakan pada bulan September dan Oktober untuk menandai akhir yang sukses panen .

2. Sastra
    Tradisi sastra Ghana utara telah berakar pada Islam , sedangkan sastra selatan dipengaruhi oleh Kristen misionaris . Sebagai hasil dari pengaruh Eropa, sejumlah kelompok Ghana telah mengembangkan sistem tulisan berdasarkan Latin script, dan beberapa adat telah menghasilkan bahasa tubuh kaya sastra. Pokok ditulis bahasa Ghana adalah dialek Twi dari Asan, Akwapim, dan Fante. bahasa tertulis lainnya adalah Nzema, Ewe, Dagbane, Ga, dan Kasena (a Grusi bahasa). Kebanyakan publikasi di negeri ini, bagaimanapun, adalah ditulis dalam bahasa Inggris.

3. Musik
    Ada tiga jenis musik yang berbeda Ghana: musik etnis atau tradisional, biasanya dimainkan selama festival dan pemakaman; " highlife"musik, yang merupakan perpaduan antara tradisional dan diimpor 'musik', dan paduan suara musik, yang dilakukan di ruang konser, gereja, sekolah dan perguruan tinggi.
Musik Selatan Ghana menggabungkan beberapa tipe yang berbeda dari instrumen musik termasuk:
·                     Axatse -adalah jenis mainan atau idiophone. Hal ini dibangun oleh lekukan sebuah labu atau labu. Manik-manik yang menempel dengan string yang ditenun dalam desain jala.
·                     Gankogui -adalah sebuah lonceng ganda atau gong. Hal ini dibangun dari besi. Dalam musik Ewe pada umumnya, dan selama Atsiã pada khususnya, gankogui terus waktu.
·                     Kaganu -adalah sempit drum atau membranophone sekitar dua meter, pusat sekitar tiga inci dengan diameter dan terbuka di bagian bawah.
·                     Kidi -adalah drum sekitar dua meter, kepalanya sekitar sembilan inci dengan diameter dan memiliki dasar tertutup. The Kidi menanggapi panggilan dari drummer memimpin.
·                     Atsimevu -adalah memimpin drum. Ini adalah sempit drum sekitar empat kaki tinggi dan kepala sekitar sebelas inci diameter.
·                     Sogo -adalah yang terbesar dari drum pendukungnya yang digunakan untuk bermain Atsiã . Di bagian lain, digunakan sebagai timbal drum.Ini adalah tentang dua kaki setengah tinggi, kepalanya sekitar sepuluh inci dengan diameter dan tertutup di bagian bawah.
·                     Kpanlogo - Dipotong dari satu potongan kayu, dan tercakup dalam kulit untuk menciptakan drum kepala.
Musik Utara Ghana menggabungkan instrumen-instrumen berikut:
·                     Utara dan Timur Laut Ghana dikenal untuk berbicara drum ensemble, goje biola dan koloko musik kecapi, dimainkan oleh berbicara Frafra,-Gur Dagomba Gurunsi dan negara, serta oleh lebih kecil, Fulani, Mande berbicara Busanga dan-Ligbi orang Hausa.
·                     Upper-Northwestern Ghana adalah rumah ke Dagara, Lobi, Wala dan rakyat Sissala, yang terkenal karena kompleks saling Gyil musik rakyat dengan meter ganda. The Gyil adalah relatif dekat Balafon . Tradisi musik dari Bissa Mande dan minoritas Dyula di daerah ini lebih dekat mirip dengan sekitarnya Mandinka berbahasa daripada kelompok Upper-Northwestern lainnya.

4. Tari
    Tari Ghana adalah sebagai beragam seperti musik. Setiap kelompok etnis mempunyai tarian tradisional mereka sendiri dan ada tarian yang berbeda untuk berbagai kesempatan. Ada tarian untuk pemakaman, perayaan, pujian bercerita, dan penyembahan dll Beberapa tarian ini termasuk Bamaya , Hal ini dilakukan oleh orang-orang Utara Ghana. Ia menceritakan legenda waktu kekeringan besar. Oracle Sebuah memberitahu orang-orang yang kekeringan itu disebabkan oleh cara di mana laki-laki sangat menindas dan merendahkan perempuan.
 Lebih lanjut menyatakan bahwa kekeringan akan lega hanya jika orang-orang menurunkan sendiri untuk peran mereka memaksakan pada wanita dengan mengenakan rok dan berpartisipasi dalam tarian ini. Ketika orang-orang melakukan ini hujan mulai turun. Saat ini dilakukan selama waktu panen di Ghana barat laut oleh Dagbani laki-laki dan perempuan.

5. Masakan
    Ghana memiliki beragam hidangan tradisional dari masing-masing suku, kelompok etnis dan klan. Umumnya meskipun, hidangan yang paling Ghana terdiri dari bagian tepung, dan saus atau sup dengan ikan, daging siput, atau jamur.

SUMBER :